13 Februari 2012

Bagaimana Jika Kutub Bumi Berbalik?

TEMPO.CO , PARIS :--Sepanjang sejarah, kutub magnetik bumi mengalami pembalikan hingga ratusan kali. Kini ilmuwan, seperti dikutip Livescience, mengamati peristiwa pembalikan tersebut mulai terjadi.

Kutub magnetik bumi dihasilkan oleh atom-atom besi di inti bumi yang bersusun bersama membentuk magnet raksasa. Batang magnet raksasa di tengah bumi inilah yang menyebabkan jarum kompas selalu mengarah ke kutub utara dan selatan.

Namun catatan geologi dari tanah di dasar Samudera Atlantik menunjukkan kutub magnetik bisa berbalik arah oleh sebab yang belum diketahui. Perubahan ini menyebabkan jarum kompas berputar 180 derajat dari posisi saat ini.

Proses pembalikan arah memakan waktu tak singkat yaitu sekitar 1.000-10.000 tahun. Selama waktu itu pula medan magnet bumi melemah. "Bumi akan memiliki lebih dari dua kutub magnet hingga inti mengumpulkan kekuatannya," ujar Monika Korte, Direktur ilmiah dari Niemegk Geomagnetic Observatory, Jerman.

Pelemahan medan magnet selama proses pembalikan akan mempengaruhi kehidupan di bumi. Maklum saja, medan magnet merupakan tameng pelindung bumi dari serangan partikel kosmik berbahaya yang datang dari luar angkasa. Apakah pelemahan ini mengancam keselamatan manusia?

Profesor Geofisika dari University of Rochester, John Tarduno mengatakan, tanpa medan magnet, bumi mudah ditembus badai matahari. Partikel kosmik bereaksi dengan atmosfer menciptakan lubang ozon besar yang bertahan selama 1-10 tahun. "Penyakit kanker kulit akan meningkat," ujar dia.

Pelemahan medan magnet seperti ini juga dikaitkan dengan penyusutan populasi manusia Neandertal oleh ahli dari geologi dari Institute of Earth Physics of Paris, Jean-Pierre Valet.

Korte berbeda pendapat dengan dua peneliti sebelumnya. Menurut dia, selama proses pembalikan, atmosfer bekerja sebagai tameng cadangan dan menepis partikel berbahaya. Karenanya tak akan ada dampak berbahaya pada tubuh manusia.

Meski demikian, ia mengingatkan, teknologi komunikasi dan jaringan listrik menjadi rentan dirusak oleh partikel kosmik. "Penting bagi manusia menemukan strategi mitigasi," ujar Korte.

Pembalikan medan magnetik bumi terakhir kali terjadi sekitar 780 ribu tahun lalu ketika manusia berada di Zaman Batu. Sejak 160 tahun terakhir, ilmuwan mengamati tumbuhnya benih pembalikan medan magnetik di sekitar Brasil dan Atlantik Selatan. "Pertumbuhan berada pada tingkat yang membahayakan," kata Tarduno.

ANTON WILLIAM