Ujian nasional yang digelar mulai Senin ini (16/4)
hingga Kamis (19/4), khususnya untuk tingkat SMA/SMK dan madrasah aliyah, bukan
momok lagi yang membuat kalangan peserta ujian maupun guru menjadi stres. Tidak
menjadi momok lagi karena hasil ujian nasional tidak lagi menjadi penentu
kelulusan siswa.
Meski begitu, bukan berarti ujian nasional sudah
kehilangan kredibilitas. Dalam konteks kelulusan siswa, ujian nasional tetap
penting dan kredibel. Cuma, berbeda dengan tahun-tahun lalu, hasil ujian
nasional kali ini sekadar salah satu variabel - bukan satu-satunya - penentu
kelulusan siswa.
Kelulusan siswa sekarang ditentukan oleh penghitungan
kombinasi nilai hasil ujian nasional dan nilai rapor (semester III sampai V)
plus nilai hasil ujian akhir sekolah. Jadi, hasil ujian lokal sekolah kini
tidak lagi dinafikan begitu saja. Kredibilitas hasil ujian lokal sekolah
sekarang tak diperlakukan lebih rendah dibanding hasil ujian nasional.
Karena itu, ujian nasional bukan lagi momok. Ujian
nasional tak akan lagi "memakan korban" secara konyol seperti
tahun-tahun lalu: siswa yang sehari-hari berprestasi tidak lulus karena hasil
ujian nasional jeblok. Kini, andai nilai hasil ujian nasional kurang bagus pun,
siswa tak serta-merta begitu saja masuk kotak alias tidak lulus sekolah. Dia
masih mungkin tertolong oleh nilai rapor dan hasil ujian akhir sekolah.
Sepanjang nilai rapor dan hasil ujian akhir sekolah relatif bagus, siswa dengan
nilai hasil ujian nasional kurang baik pun masih mungkin bisa tetap lulus
sekolah.
Kendati begitu, hasil ujian nasional tetap penting.
Hasil ujian nasional menjadi cerminan sekaligus parameter kognitif siswa sesuai
mata-mata pelajaran yang diujikan.
Oleh sebab itu, hasil ujian nasional pun bisa menjadi
tiket bagi siswa untuk diterima langsung di perguruan tinggi negeri. Semakin
bagus hasil ujian nasional, siswa semakin berpeluang bisa diterima langsung di
perguruan tinggi negeri. Siswa tak perlu repot-repot lagi mengikusi seleksi
masuk.
Itu berarti, ujian nasional sejatinya tidak sekadar
merupakan perameter keberhasilan siswa dalam menempuh pendidikan. Ujian
nasional juga menjadi cerminan sekaligus tolok ukur keberhasilan sekolah maupun
guru dalam proses pendidikan pada lingkup nasional. Ujian nasional menghapus
kredibilitas semu sekolah karena status terbaik tingkat lokal ternafikan.
Sekolah tidak bisa berbangga diri sebagai institusi pendidikan terbaik selama
tingkat kelulusan siswa dalam ujian nasional secara rata-rata jeblok.
Jadi, ujian nasional sebenarnya berimbas juga terhadap
kredibilitas -juga gengsi- sekolah beserta segenap pengajarnya. Karena itu,
mestinya ujian nasional tetap diperlakukan pihak sekolah sebagai faktor pemacu
untuk mengasah mutu penyelenggaraan pendidikan.
Maka keliru jika ujian nasional dianggap tidak perlu
diselenggarakan lagi. Sebagai mekanisme evaluasi kompetensi siswa di tataran
nasional, ujian nasional tetap relevan dan punya urgensi tinggi untuk terus
digelar saban tahun. Yang penting, ujian lokal sekolah tidak dinafikan dalam
penentuan kelulusan siswa.
Walhasil, menampik ujian nasional lebih mencerminkan
sikap kerdil. Pertanda tidak mau maju dan tak siap berkompetensi menyiapkan
generasi terbaik anak bangsa.***