Kumpulan foto alfasongo di Flickr.
28 Oktober 2011
26 Oktober 2011
MEMBURU MAGHRIB
MEMBURU MAGHRIB a video by alfasongo on Flickr.
Waktu Maghrib masih sekitar satu jam lagi. Tapi jemaah yang terdiri dari berbagai bangsa sudah bergegas menuju Masjid Nabawi. Tak ingin kehilangan waktu demi mencapai arbain.
25 Oktober 2011
23 Oktober 2011
Chandra di Pusaran Syak
Secara etis,
bersalahkah Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Chandra Hamzah
karena telah bertemu M Nazaruddin, mantan Ketua Bendahara Umum Partai Demokrat
sekaligus mantan anggota Komisi III DPR, yang kini meringkuk di tahanan karena
diduga terlibat tindak pidana korupsi?
Jawaban atas pertanyaan itu sangat
ditunggu-tunggu publik. Terlebih karena Chandra sendiri, lewat forum konferensi
pers, kemarin, mengakui pernah bertemu Nazar. Tak tanggung-tanggung: pertemuan
itu sampai empat kali, meski dalam rentang waktu cukup panjang.
Namun Chandra mengaku tak merasa bersalah.
Dia berdalih, keempat pertemuan itu terjadi sebelum Nazar teridentifikasi
terlibat dugaan korupsi. Artinya, bagi dia, ketika itu Nazar tidak tergolong
sebagai orang yang secara etis harus dihindari guna mencegah konflik
kepentingan terkait posisinya sebagai salah satu pimpinan KPK.
Toh publik tetap dibuat bertanya-tanya
atau bahkan menaruh syak wasangka. Bagi publik, memang pada pertemuan pertama
-- tahun 2008 -- Nazar belum menjadi anggota DPR. Tetapi siapa pun tahu, saat
itu Nazar sudah termasuk elite sebuah parpol. Persisnya kala itu Nazar menjabat
sebagai Wakil Bendahara Umum Partai Demokrat.
Dengan konfigurasi seperti itu, wajar jika
publik dibuat bertanya-tanya: tidakkah pertemuan itu punya makna bagi hubungan
Chandra-Nazar di kemudian hari? Paling tidak, pertemuan pertama itu menjadi
semacam pintu gerbang yang membuat keduanya lantas memiliki keakraban. Nah,
keakraban adalah modal besar untuk sebuah hubungan menjadi lebih bermakna.
Begitu juga mengenai pertemuan kedua
Chandra bersama Nazar yang disebut Chandra terjadi tahun 2009: publik sulit
menepiskan syak wasangka. Kendati ketika itu Nazar belum teridentifikasi
sebagai orang bermasalah di mata hukum, toh pertemuan itu terkesan punya
"muatan". Bukankah dalam pertemuan itu Chandra "curhat"
soal kriminalisasi KPK yang melibatkan dirinya bersama Bibit Samad Riyanto yang
sama-sama pimpinan KPK?
Kesan soal "muatan" itu makin
mengental lagi karena dalam pertemuan ketiga, Oktober 2009, Chandra lagi-lagi
"curhat" ihwal kriminalisasi KPK yang telah membuat dia dan Bibit
harus mendekam beberapa hari di tahanan polisi. Publik serta-merta dibuat
bertanya-tanya: apa mungkin "curhat" Chandra kepada Nazar bersama
elite lain Partai Demokrat -- Benny K Harman -- itu tanpa "muatan"?
Terlebih lagi kala itu konfigurasi politik nasional sudah memastikan bahwa
Partai Demokrat menguasai kursi di DPR.
Di sisi lain, pertemuan itu sendiri
berlangsung di rumah Nazar di Jakarta. Bukankah itu tidak patut dilakukan
Chandra selaku pimpinan KPK karena Nazar adalah elite parpol yang sudah pasti
duduk di DPR?
Karena itu pula, beralasan jika publik pun
mencurigai kedua belah pihak dalam pertemuan itu membuat semacam deal
menyangkut kepentingan masing-masing. Terlebih lagi kedua pihak kembali
melakukan pertemuan beberapa waktu kemudian -- juga di rumah Nazar dan
lagi-lagi turut dihadiri Benny K Harman.
Saat itu Nazar sudah resmi duduk
sebagai anggota Komisi III DPR, sementara Benny sudah berstatus sebagai Ketua
Komisi III DPR. Bagi Komisi III, KPK tidak lain adalah mitra kerja.
Betul, hingga saat itu Nazar belum
teridentifikasi punya keterlibatan dalam dugaan kasus korupsi. Tetapi tidakkah
pertemuan keempat itu pun tetap terasa tidak patut -- justru karena posisi
masing-masing menempatkan kedua pihak bisa terlibat konflik kepentingan?
Nah, Chandra tak boleh dibiarkan dibebat
oleh berbagai syak wasangka publik. Untuk itu, Komisi Etik KPK harus segera
mengumumkan hasil pemeriksaan mereka terhadap pimpinan KPK yang dituduh Nazar
terlibat main mata dengannya, termasuk Chandra. Komisi Etik harus tegas: apakah
Chandra dan pimpinan lain KPK bersalah secara etis?***
Jakarta, 23 September 2011
17 Oktober 2011
Langganan:
Postingan (Atom)